Minggu, 27 Maret 2011

Mendong Jadi Unggulan

S
etiap daerah di Indonesia telah mencoba mengembangkan hasil produksi yang bermutu dari daerahnya sendiri-sendiri. Karena Indonesia adalah Negara yang kaya akan alam maupun budayanya , kekayaan alamnya terbentang pada daratan dan lautanya. Indonesia perlu meningkatkan SDM ( sumber daya alam). Karena SDA (sumber daya alam) Negara kita ini sudah terbilang mencukupi. Sayang kan jika hasil kekeyaan alam Negara kita kita sendiri tapi warga Negara kita sendiri tidak bisa memanfaatkan sehingga tidak bisa menikmatinya sebagai hasil kekayaannya. Pemerintah daerah masing-masing telah berlomba-lomba untuk meningkatkan potensi SDM untuk meningkatkan produksi alam daerah mereka masing-masing. Karena setiap daerah mempunyai produk-produk unggulan sendiri-sendiri. Karena semua ini tidak lepas dari keadaan alam setiap daerah yang berbeda-beda. Ada daerah yang berada di dataran tinggi. Dan ada pula daerah yang berada di dataran rendah. Cuaca juga mempengaruhi keadaan setiap daerah. Dan daerah yang bercuaca panas dan ada pula yang bercuaca sangat dingin.




            Dalam pembahasan ini penulis akan mengajak pembaca menengok suatu daerah di jawa timur yang terletak di kab. Malang dan tepatnya adalah kec. Wajak. Kecamatan ini terletak sekitar 35 km dari Kota.Malang arah tenggara, di antara oleh kecamatan Tumpang, Tajinan, Bululawang, Turen dan Dampit. Secara geografis, Wajak terletak di kaki gunung Semeru sebelah barat. Secara astronomis Kecamatan Wajak terletak pada 1120-37'32" sampai 122054'56" dan 8021'45". Terdapat sungai yang mengalir mulai dari kaki gunung Semeru yaitu Kali Lesti, yang ujungnya bermuara di pantai selatan. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan pedagang, disamping itu juga banyak terdapat banyak warganya yang berprofesi sebagai pengerajin; di antaranya pengerajin anyaman tikar, pengerajin anyaman tampah, serta ada sebuah kampung yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai pengerajin kerupuk/opak, sehingga disebut sebagai kampung opakan.
            Tahu kah anda apa yang membuat mendong menjadi produk unggulan kec wajak ?. Sebagian warga wajak memanfaatkam lahan pertanian yang subur itu untuk menanam tanaman mendong. Sehingga mendong dijadikan produk unggulan daerah ini. Warga yang bermata pencaharian sebagai pengrajin tikar mendong di daerah ini terbilang cukup banyak. Hasilnya pun lumayan memuaskan meski pengrajin ini rata-rata adalah kaum lansia. Alat-alat yang digunakan pun juga masih terbilang cukup sederhana. Tapi berkat kesabaran dan ketelatenan pengrajin-pengrajin. Tikar mendong dapat menjadi produk unggulan.
            Ingin tahu bagaimana cara membuat mendong ?. Tahap-tahap pembuatan tikar ini tidakalah mudah. Selain dibutuhkan kreatifitas melainkan dibutuhkan pula ketelatenan dan kesabaran. Pertama-tama pemilihan mendong dilakukan dengan cara mencabutnya satu per satu dari untaian mendong yang sudah dipanen itu. Setelah melakukan pemilihan kemudian dilakukan proses pewarnaan. Proses pewarnaan ini dilakukan di dalam sebuah panci besar. Dan berisi air yang diberi warna. Proses pewarnaan mendong ini juga dilakukan dengan dipanaskan di atas api. Setelah proses pewarnaan selesai sekitar 30 menit. Kemudian mendong diangkat dari panci. Dan kemudian dilakukan proses pengeringan. Proses pengeringan dilakukan selama sehari. Jika cuaca sedang dalam keadaan cerah. Jika cuaca sedang mendung atau sedang hujan. Proses ini berlangsung selama 2 sampai 3 hari. Setelah kering mulailah proses menyulam tikar. Proses menyulam inilah yang membutuhkan kesabaran. Terkadang dalam 1 hari pengrajin bisa menyelesaikan 2 sampai 3 tikar.
            Pada pagi hari mulailah para pengrajin ini menuai hasil kerajinannya,menuai hasil jerih payah dan kesabaranya itu. Pengrajin menjualnya di pasar pada pagi hari. Setelah shubuh para pengrajinmulai menjual tikarnya. Terkadang jika tidak dijual di pasar para pengrajin bisa menjualnya di KUD.
            Pemerintah kecamatan wajak juga tanggap dalam pelestarian kerajinan mendong ini. Supaya tidak tidak musnah ditelan waktu. Pemerintah mengadakan pelatihan pada para pemuda desa tentang bagaimana cara mengrajin mendong. Selain sebagai warisan budaya juga bisa dijadikan lapangan pekerjaan bagi para pemuda-pemuda desa.
            Manusia dan alam adalah satu kesatuan. Manusia tidak bisa lepas dari alam. Sebagai pemuda penerus bangsa penulis mengajak pembaca untuk menjaga memanfaatkan kekayaan alam yang ada. Khususnya di daerah kia masing-masing. Mari kita manfaatkan kekayaan alam kita. Dan mari berlomba menciptakan produk-produk unggulan di daerahnya masing-masing.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar